Adapun keadaan
sepanjang jalur gunung Bawakaraeng yang kami lalui adalah sebagai berikut:
Pendakian dimulai dari Desa Lembanna, medannya berupa perkebunan penduduk lalu mulai masuk pintu Hutan Pinus;
Pendakian dimulai dari Desa Lembanna, medannya berupa perkebunan penduduk lalu mulai masuk pintu Hutan Pinus;
Pos I
Pos I yang penuh dengan pohon pinus yang
lebat. Di pos ini terdapat dua jalur, jalur yang lurus menuju puncak
bawakaraeng dan jalur kekanan menuju Ramma. Dari pos I menuju pos II masih
penuh dengan pohon pinus dan jalurnya agak sedikit landai dan sedikit di
halangi oleh pepohonan yang tumbang sehingga perjalanan kami.
Pos II
Di pos II Perjalanan belum terlalu mendaki,
masih landai dan mulai masuk vegetasi hutan khas sulawesi, waktu tempuh tak
berbeda dengan dari Pos I ke Pos II,di pos II ini kami sedikit melenceng dari jalur sehingga membuat kami kembali dan
mencari jalur, karena jalur yang menuju ke pos III di halangi oleh pohon yang
tumbang. di pos ini terdapat sumber mata air
Pos III
Untuk mencapai pos III medannya agak sedikit mendaki, dan di pos III ini
kita dapat melihat bendungan bili-bili dan sekitarnya.Di pos III juga terdapat
sebuah prasasti.
Dari pos III menuju pos IV, medannya agak landai. Sepanjang jalur ini
masih rimbun oleh pepohonan yang tinggi dan semak belukar.Di pos III terdapat
beberapa bunga anggrek yang tumbuh diatas pohon.
Pos IV
Di pos IV , keadaan medannya
bervaraisi. Ada yang landai dan ada juga yang sedikit terjal,sehingga
perjalanan kamai sedikit terganggu. Dari
pos IV perjalanan terus dilanjutkan ke Pos V. Keadaan floranya pun tidak jauh
berbeda dengan jalur antara pos III ke pos IV dan disini terlihat ada beberapa
pohon yang tumbang.
Pos V
Di pos V kami mendapatkan sampah-
sampah yang berserahkan, lalu kami memungut dan menyimpanya di daypack dan
terdapat beberapa pohon yang tumbang akibat kebakaran. Di pos ini bisa para
pendaki mendirikan tenda, karena di pos V terdapat sumber air. Pada saat kami
ambil air, kami melihat di sekitar sumber air terdapat sampah yang berserakan,
lalu kami mengumpulkan dan masukannya di kantong plastik lalu di simpan di
tempat sampahnya.
Dari pos V menuju pos VI, kami melewati hamparan batuan gunung dan
pepohonan yang tumbang sisa kebakaran dan di iringi hujan rintik-rintik. Jalur
ini merupakan daerah yang sudah gundul akibat kebakaran. Di sini kami menjumpai
strawberri hutan dan sempat mencicipi,rasanya manis-manis asam. Ada juga bunga
edelweis yang tumbuh di sela-sela bebatuan dan di jalur ini kami melihat ada
beberapa prasasti dari para pendaki yang meninggal ketika melakukan pendakian.
Pos VI
Sesampainya di pos VI masih diiringi hujan rintik-rintik, di pos VI
keadaanya sedikit rata dan ada pepohonan yang tumbang.Di pos VI kami
beristirahat sebentar untuk memulihkan tenaga, karena jalur antara pos VI dan
pos VII berupa tanjakan, sehingga cukup menguras tenaga.
Sepanjang pos VI menuju pos VII
pepohonan yang tumbuh di sepanjang jalur ini tidak terlalu tinggi dan di tutupi oleh lumut yang padat.
Pos VII
Pada saat kami tiba di pos VII, cuaca di selimuti kabut sehingga mebuat
kami tidak dapat melihat keindahan dari pos VII.Di pos VII ketinggiannya
sekitar 2560 m yang diberi nama Bulu Soreang.
Dari pos VII menuju pos VIII jalurnya menurun dan kadang-kadang menyisir.
Dari sini kita dapat melihat longsoran gunung Bawakaraeng dan diperjalanan kami
melihat prasasti. Mendekati pos VIII,terdapat jalur yang agak terjal dan
keadaan Floranya tidak jauh berbeda dengan Flora antara pos VI dengan pos VII.
Pos VIII
Pos VIII merupakan tempat yang sering di gunakan untuk nginap, cuacanya
sangat dingin sehingga membuat kami susah bergerak,. Di sini terdapat sungai
kecil yang alirannya bertingkat-tingkat membentuk terjun mini.
Jalur dari pos VIII menuju pos IX lumayan terjal dan kadang-kadang
menyisir. Sebelum pos IX terdapat sebuah jalur yang turun ke kiri menuju Sinjai
Barat. Adapun keadaan floranya tidak jauh berbeda dengan flora antara pos VII
ke pos VIII.
Pos IX
Di pos IX dapat didirikan tenda
untuk nginap soalnya di pos ini terdapat sumber air.
Sebagian jalur antara pos IX ke
puncak merupakan daerah yang agak terbuka yang di penuhi dengan semak belukar
dan edelweiss dan sebagian lagi merupakan hutan yang di penuhi dengan pohon
gaharu
Pos X
Mendekati puncak tepatnya di pos X, banyak di tumbuhi pepohonan yang
tidak terlalu tinggi (kerdil) dan terdapat tanah lapang yang agak luas biasa di
gunakan sebagai tempat upacara kemerdekaan oleh para pendaki.Di pos X kami
bertemu dengan para pendaki lainnya
Keadaan
Puncak
Ketika tiba di puncak bawakaraeng
,pemandangan di puncak ini termasuk yang paling indah di sulawesi selatan,tak
heran setiap minggu gunung ini rame didaki oleh para pendaki yang umumnya
datang dari sulawesi selatan , juga dari provinsi lainya. Terdapat sumur yang
dikeramatkan oleh masyasrakat ,juga terdapat batu yang digunakan untuk sesajen,
luas puncaknya sekitar kurang lebih 100m2, pemandangan Laut dan Kota Makassar di arah barat, di arah Timur Awan
terlihat tebal dan terdiam menggumpal, di arah selatan terlihat Gunung
Bulusaraung dan arah selatan, adalah Gunung LompoBatang 2871 mdpl, bisa
dilintasi lewat Gunung Bawakaraeng, dan di puncak kita juga dapat melihat
daerah Sinjai, Bulukumba,dan Selayar.